Aktifkan Satgas Nataru, Pertamina Siapkan Layanan Energy Mobile dan 1.866 SPBU 24 Jam

Upaya penguatan juga dilakukan melalui peningkatan stok operasional di lokasi-lokasi yang berpotensi mengalami lonjakan permintaan, konsinyasi stok di daerah rawan, serta peningkatan keandalan alat laboratorium untuk memastikan kualitas produk.

Pengawasan mutu di SPBU pun dilaksanakan secara rutin agar tidak terjadi penyimpangan kualitas (off-specification). Untuk memastikan layanan pada masyarakat, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan layanan energi pendukung di jalur potensial, yakni jalur tol, jalur wisata dan jalur lintas utama.

Layanan energi di antaranya terdiri dari 1.866 unit SPBU yang beroperasi selama 24 jam sehari, 57 titik layanan BBM dan Kiosk Pertamina Siaga, serta 188 unit Motorist/Pertamina Delivery Service sebagai upaya cepat tanggap Pertamina menghampiri konsumen apabila dibutuhkan. Selain itu, 1.819 Pertamina Delivery Service Bright Gas, serta 6.154 Agen LPG.

Pertamina juga menyediakan 209 unit mobil tangki BBM yang standby di sekitar SPBU, serta 26 unit Serambi MyPertamina atau lokasi beristirahat yang bisa digunakan masyarakat kala lelah berkendara.

Dari sisi logistik laut, subholding Pertamina International Shipping (PIS) memastikan seluruh armada kapal siap beroperasi selama Satgas Nataru, termasuk penyiapan kapal cadangan (backup fleet) di luar tonase reguler untuk menjaga kelancaran distribusi energi di seluruh perairan Indonesia.

Baca Juga  Sampah Berserakan di Jalur Mudik Bukittinggi-Payakumbuh, Salimpaung Tanah Datar dan Padang Panjang

PIS telah menyiapkan 332 unit kapal baik secara domestik maupun di perairan internasional. Sementara itu, tersedia 331 kapal yang dioperasikan oleh anak usaha PIS yakni PT Pertamina Trans Kontinental, untuk menunjang jasa kegiatan perkapalan serta jasa marine di pelabuhan.

Pada sektor gas, subholding Gas melalui PT Pertamina Gas Negara (PGN) menjamin keandalan jaringan infrastruktur gas yang mencakup lebih dari 817 ribu sambungan gas rumah tangga (SRT), 34.000 kilometer jaringan pipa gas, 3 terminal LNG, serta 16 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mother Refueling Unit (MRU).

Pemanfaatan gas LNG di FSRU Lampung juga terus dijaga untuk memastikan pasokan gas ke pembangkit listrik PLN tetap stabil, seiring dengan terjaminnya kehandalan produksi LPG nasional. Sementara itu, Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) tetap memastikan kesiapan suplai energi baru terbarukan untuk penyediaan energi kelistrikan selama masa Nataru.

Baca Juga  Charging Mobil Listrik Nyaman di SPKLU Rest Area, Pemudik: Terima Kasih PLN!

Kontribusi Pertamina NRE untuk sektor kelistrikan cukup strategis, seperti di Jawa Barat, di mana pasokan kelistrikan berasal dari Jawa Satu Power, Pertamina Geothermal Energy wilayah kerja Kamojang dan wilayah kerja Karaha.

Pertamian NRE juga menyuplai sektor kelistrikan di berbagai wilayah lainnya yakni Provinsi Lampung, Provinsi Sulawesi Utara Gorontalo, Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan, dan KEK Sei Mangke di Simalungung, Sumatera Utara.

Direktur Logistik dan Infrastuktur Pertamina, sekaligus Dewan Pengarah Satgas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Jaffee Arizon Suardin, mengungkapkan bahwa pelayanan kepada masyarakat menjadi prioritas utama Pertamina. Keberadaan Satgas Nataru menjadi bukti nyata komitmen Pertamina untuk menghadirkan pelayanan terbaik dengan empati namun tetap profesional.

“Pertamina harus melayani masyarakat dengan hati. Pertamina ingin memastikan seluruh kebutuhan energi mulai dari BBM, LPG, hingga energi lainnya dapat tersedia dengan baik untuk masyarakat. Pertamina berupaya agar seluruh kebutuhan energi masyarakat dapat terpenuhi tanpa kendala. Ini adalah wujud pengabdian Pertamina kepada masyarakat, untuk melayani dengan sepenuh hati,” ujarnya. (*/001)