Ia menambahkan kematian ikan tersebut dampak bencana hidrometeorologi yang mengakibatkan curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang melanda daerah itu.
Dengan kondisi itu, terjadi upwelling atau pembalikan air dari dasar ke permukaan, sehingga udara berkurang di permukaan danau vulkanik tersebut. Kondisi tersebut membuat ikan-ikan di keramba jaring apung menjadi kekurangan oksigen dan akhirnya mati.
“Ikan pusing dan mati. Petani keramba jaring apung tidak bisa menyelamatkan ikan miliknya,” katanya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam telah menyampaikan surat imbauan, edaran, sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kematian ikan di keramba jaring apung yang berdampak pada lingkungan perairan danau.
Itu dalam rangka untuk meminimalisir kematian ikan agar petani tidak mengalami kerugian. (*/001)






