Bahlil menyatakan stok BBM dan LPG di Sumut, Sumbar, dan Aceh sebenarnya masih dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, hanya saja terkendala akses jalur darat ke SPBU. Maka dari itu, Kementerian ESDM bersama PT Pertamina (Persero) mengalihkan jalur distribusi BBM dan LPG melalui laut dan udara.
“Mobilisasinya untuk ke daerah-daerah yang bisa dijangkau karena jalan putus, jembatan putus, ini yang menjadi persoalan yang kita hadapi bersama. Tapi sekarang kita pakai cara, ada beberapa yang pakai pesawat, ada beberapa juga yang pakai rakit. Kayak di Aceh, di Bireuen itu kita rakit. Untuk muat, naik,” ujar Bahlil.
Selain akses BBM dan LPG yang masih terbatas, akses terhadap listrik juga belum maksimal. Bahlil mengatakan dari 19 Megawatt (MW) listrik di Sibolga, baru 7 MW yang dapat beroperasi, karena menggunakan tekanan jaringan rendah.
“Bagian listrik juga yang belum maksimal, karena di Sibolga dari 19 megawatt, yang baru jalan 7, karena pakai tekanan jaringan rendah. Nah ini saya bersama Dirut PLN dan Dirut Pertamina memastikan agar bisa segera pulih. Kita memakai jaringan yang maksimal,” ujar Bahlil.
Bahlil memastikan agar PT PLN dapat menormalisasi suplai listrik dengan menggunakan jaringan yang maksimal. (*/001)






